Jakarta, GoBanten.com - Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Environmental Science & Technology, 2024, masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi mikroplastik sekitar 15 gram per bulan—setara dengan tiga kartu ATM. Salah satu sumber yang tak terduga adalah kantong teh celup.
Menurut riset yang dilakukan ECOTON terhadap lima merek teh celup populer di Indonesia—Sosro, Poci, Sari Murni, Sariwangi, dan Tong Tji—ditemukan bahwa kantong teh celup melepaskan mikroplastik ke dalam air saat diseduh.
Peneliti Mikroplastik ECOTON, Rafika Aprilianti, menjelaskan bahwa pelepasan mikroplastik dipengaruhi oleh suhu air saat penyeduhan. Jika kantong teh direndam dalam air panas bersuhu 95°C atau lebih, plastik dalam kemasan teh dapat terurai menjadi partikel mikroplastik. Jenis plastik yang digunakan juga berperan dalam seberapa cepat proses ini terjadi.
"Mikroplastik adalah partikel asing yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti menyebabkan peradangan, gangguan hormon, hingga meningkatkan risiko kanker," ujar Rafika dalam siaran persnya di laman aliansizerowaste.id yang dipublikasikan pada, 6 Februari 2025 lalu.
Setelah masuk ke tubuh, mikroplastik bisa terserap oleh sistem pencernaan dan menyebar ke berbagai organ, termasuk otot, hati, ginjal, jantung, dan otak. Karena sulit terurai, partikel ini cenderung menumpuk dalam tubuh (bioakumulatif) dan dapat memicu peradangan kronis serta kerusakan sel.
Agar lebih aman, pilihlah teh daun asli tanpa kemasan kantong plastik dan gunakan alat penyeduh seperti saringan stainless steel, teko, atau French press. Selain lebih sehat, metode ini juga lebih ramah lingkungan seperti cara tradisional menyeduh teh di masa lalu.(*)
Editor : Roby